Komputasi grid
memungkinkan organisasi virtual (virtual organization) untuk menggunakan
secara bersama sumber daya yang tersebar secara geografis dengan berasumsi
ketidakhadiran dari lokasi terpusat, kontrol terpusat, pengetahuan menyeluruh
terhadap sumber daya dan hubungan kepercayaan. Organisasi virtual dapat meliputi
suatu departemen dari suatu perusahaan yang berada pada satu lokasi yang sama
sampai dengan kumpulan besar orang-orang dari berbagai organisasi yang tersebar
diberbagai belahan bumi. Komputasi grid memiliki tiga karakteristik penting yaitu:
1. Pemakaian bersama sumber daya
yang terkoordinasi (setara) yang tidak berada
di bawah suatu kendali terpusat.
2. Menggunakan protokol-protokol
dan interface yang standar, terbuka dan serbaguna.
3. Dapat memberikan kualitas
layanan (QoS) yang tinggi.
Pokok pertama
berasal dari sifat alami grid dimana pemakai dan sumber daya berada pada daerah
administrasi yang berbeda. Pokok kedua adalah penting untuk membangun secara
dinamis susunan/struktur pemakaian bersama sumber daya dengan orang/kelompok
apa saja yang saling berkepentingan dan memungkinkan penyediaan pelayanan dan fungsi
serba-guna. Pokok ketiga berhubungan dengan penyediaan jumlah kemampuan
komputasi sehingga besarnya utilitas dari sistem perpaduan adalah cukup berarti
dibandingkan dengan utilitas dari komponen penyusunnya.
Pemakaian
bersama sumber daya yang tersebar diberbagai tempat terpisah yang diatur di
bawah administrasi yang berbeda adalah bukan masalah yang mudah. Permasalahan-permasalahan
yang harus dijawab dalam melaksanakan pemakaian bersama tersebut misalnya , bagaimana
cara memilih sumber daya komputasi yang diinginkan? untuk berapa lama
sumber daya tersebut dapat digunakan? siapa yang dapat menggunakan
sumber daya tersebut? bagaimana cara komunikasi antar sumber daya?
dan lain sebagainya. Komputasi grid memungkinkan kita untuk mengakses berbagai
jenis sumber daya dari berbagai jenis organisasi dengan cara menyediakan protokol,
teknologi dan metodologi yang dapat menjawab semua
pertanyaanpertanyaan diatas.
ARSITEKTUR GRID
COMPUTING
Gambar
tersebut menunjukkan rancangan arsitektur infrastruktur komputasi grid. Seperti
terlihat pada gambar tersebut, GRID COMPUTING dibangun dengan jalan
menggabungkan sistemsistem komputasi grid yang berada di institusi-institusi penelitian
(GRID-2, 3, 4) menjadi satu kesatuan. Konfigurasi perangkat keras dan perangkat
lunak masing-masing sistem di tingkat institusi dapat berbeda, namun dengan
mengoperasikan teknologi grid
computing seperti GT4
pada simpul-simpul penghubung dari masing-masing sistem, keseluruhan sistem
membentuk satu kesatuan infrastruktur komputasi grid. Dengan konfigurasi
seperti ini, jika dibutuhkan, pengguna di suatu institusi dapat memanfaatkan
sumber daya komputasi yang berada di luar institusinya.
Konfigurasi
yang ditunjukkan pada Gambar 1 di atas tidak menuntut masing-masing sistem di
tingkat institusi untuk merubah konfigurasi sistem masing-masing secara
signifikan. Jika suatu institusi telah mengimplementasikan suatu teknologi grid computing tertentu seperti SUN Grid
Engine (SGE) atau teknologi komputasi berbasis jaringan seperti PVM, MPI,
Condor maka sistem GT4 dapat dikonfigurasikan untuk berkoordinasi dengan
masing-masing teknologi tersebut.
Salah
satu prasyarat dari pembentukan GRID COMPUTING adalah tersedianya suatu backbone jaringan berkapasitas besar
untuk menghubungkan simpul-simpul penghubung di masing-masing institusi (harus
memiliki lebar pita mulai 2 Mbps sampai dengan 155 Mbps).
Grid
computing merupakan teknologi yang di kembangkan untuk melakukan sharing sumber
daya yang terpisah secara geografis. System yang dipasangkan teknologi grid
computing akan dapat menggunakan sumber daya yang ada pada jaringan/komputer lain
yang terhubung dengan arsitektur grid yang sama.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar